Home
» Obyek Wisata
» Ragam bekasi
» Wisata Bekasi
» Menyelisik Sejarah Kali Bekasi lewat Prasasti Tugu
24 Juli 2013
Menyelisik Sejarah Kali Bekasi lewat Prasasti Tugu
Do you like this story?
"Selamatan untuk Kali Candrabhaga dan Gomati dilakukan oleh para Brahmana disertai 1000 ekor sapi yang dihadiahkan oleh raja."
Itulah--kurang lebih-- kalimat
penutup Prasasti Tugu. Prasasti itu ditemukan di Kampung Tugu,
Cilincing, pada tahun 1878. Kala itu, Kampung Tugu masih menjadi bagian
Bekasi.Pada tahun 1911, Prasasti Tugu dipindahkan ke Museum Nasional
agar aman.
Menurut Arkeolog Universitas
Indonesia, Djulianto Susantio, Prasasti Tugu pertama kali dibaca dan
diterjemahkan oleh peneliti dari Belanda, H. Kern. Prasasti terbuat dari
batu monolit besar dan berbentuk bulat lonjong seperti telur,
dipastikan berasal dari Kerajaan Tarumanagara.
Aksara yang digunakan adalah
Pallawa, disusun dalam bentuk seloka berbahasa Sansekerta. Berdasarkan
analisis gaya dan bentuk aksara, prasasti itu diduga berasal dari
pertengahan abad ke-5.
Kurang lebih, isi prasasti itu sebagai berikut: Dahulu
sungai yang bernama Candrabhaga telah digali oleh Yang Mulia Raja dan
yang memilki lengan kencang serta kuat. Ialah Purnawarman. Itu untuk
mengalirkan air ke laut, setelah kali (saluran sungai) ini sampai di
istana kerajaan yang termashur.
Pada tahun ke-22 dari tahta
Yang Mulia Raja Purnawarman, yang berkilau-kilauan karena kepandaian dan
kebijaksanaannya, serta menjadi panji-panji segala raja-raja, (maka
sekarang) beliau pun menitahkan pula menggali kali (saluran sungai) yang
permai dan berair jernih. Kali Gomati namanya. Kali tersebut telah
mengalir melintas di tengah-tegah tanah kediaman Yang Mulia Sang Pendeta
Nenekda (Nenek Raja).
Pekerjaan ini dimulai pada
hari baik, tanggal 8 paro-gelap bulan Caitra, jadi hanya berlangsung 21
hari lamanya, sedangkan saluran galian tersebut panjangnya 6122 busur.
Selamatan baginya dilakukan para Brahmana disertai 1000 ekor sapi yang
dihadiahkan oleh raja”
Candrabhaga dan Gomati
Dari keseluruhan isi prasasti
Tugu, ada hal paling menarik untuk diselidiki. Adalah mengenai dibuatnya
sungai Candrabhaga dalam waktu 21, disamping dibuatnya Kali Gomati.
Sungai apakah itu, di manakah lokasinya, dan untuk apa dibuat oleh Raja?
Poerbatjaraka, ahli bahasa Jawa
kuno dan Sansekerta, menafsirkan bahwa Kali Candrabhaga adalah Kali
Bekasi sekarang. Kata “Bekasi” secara filologis berasal dari kata
Candrabhaga; Candra berarti bulan (“sasi” dalam bahasa Jawa Kuno) dan
Bhaga berarti bagian. Jadi Candrabhaga berarti bagian dari bulan.
Pelafalannya kata Candrabhaga
kadang berubah menjadi Sasibhaga atau Bhagasasi. Dalam pengucapannya
sering disingkat Bhagasi, dan karena pengaruh bahasa Belanda sering
ditulis Bacassie. Di Stasiun Kereta Api Lemahabang, misalnya, pernah
ditemukan plang nama Bacassie. Kata Bacassie kemudian berubah menjadi
Bekasi sampai dengan sekarang.
Sungai Candrabhaga mengalir
melalui kraton sebelum mengalir ke laut. Sementara sungai Gomati
melintas di tengah-tegah tanah kediaman Yang Mulia Sang Pendeta Nenekda
atau nenek sang raja. J. Ph. Vogel, sejarawan Belanda, pernah menyebut,
kata Gomati berarti banyak atau kaya akan sapi. Belum diketahui pasti di
mana lokasi Kali Gomati.
Mengatasi banjir
Penggalian Kali Bekasi dan
Gomati tersebut diduga merupakan gagasan untuk menghindari bencana alam
berupa banjir yang sering terjadi pada masa pemerintahan Purnawarman,
dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau. Selain itu, Kali Bekasi
juga dimanfaatkan untuk jalur kapal.
Kali
Bekasi dulu dan kini tentu saja lain. Kali Bekasi penuh sampah. Itu bisa
terlihat ketika musim kering tiba. Warga Bekasi di bantarannya, kerap
membuang sampah sembarangan ke kali. Maka, bukannya mengatasi banjir,
Kali Bekasi jutsru menjadi penyebab banjir.
Pantauan BekasiRaya, Kali Bekasi
tidak lagi jernih. Bahkan warna airnya kerap kehitam-hitaman akibat
pembuangan limbah gila-gilaan. Selain itu, tidak ada pepohonan di
pinggir-pinggirnya sehingga menimbulkan longsor. Pada banjir besar 2007,
beberapa rumah di bantaran Kali Bekasi ambruk.
Source : bekasiraya.com

This post was written by: Chip Sakti
Chip Sakti Distributor Pulsa Murah, Pln, Game dan Payment Elektrik PPOB Online. Follow him on Twitter